Bisnisritel merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup baik. Teruatam jika mengamati jumlah populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang diperkirakan mencapai kurang lebih 220 juta jiwa. Semakin kuatnya pengaruh ritel di konsumen membuat ketergantungan marketer terhadap peritel juga semakin besar. Namun demikian masih
Kamu gemar belanja online? Eits, tapi kamu udah tau belum, seperti apa perkembangan teknologi bisnis ritel dari yang semula menggunakan mesin uap, hingga menggunakan teknologi digital seperti saat ini? Yuk, simak pembahasannya berikut ini! — Buat kamu yang hobi belanja online, pasti pagi-pagi kamu udah scrolling e-commerce. Terus, tengah malem juga sering checkout belanjaan. Apalagi tiap tanggal kembar, wah udah pasti nungguin flash sale! Duh, kayaknya lebih rajin buka e-commerce nih, daripada buka buku pelajaran? Nah, kamu tau nggak sih, ternyata maraknya e-commerce di masa sekarang ini merupakan salah satu dampak dari adanya perkembangan teknologi bisnis ritel, lho! Dulunya, bisnis ritel hanya dilakukan secara offline alias melibatkan pertemuan langsung antara pembeli dan penjual di suatu toko. Nggak ada tuh, yang namanya belanja tinggal klik-klik doang, eh, nggak lama kemudian terdengar suara… “Pakeettt..!!” Mendengar suara itu, kamu langsung bangkit dari kasur dan buru-buru meluncur ke depan pagar rumah. Detik selanjutnya, kamu udah senyum-senyum sumringah sambil memegang box paket, terus abang-abang kurirnya bakal ngefoto kamu beserta paketnya sebagai bukti kalau paketnya udah nyampe dengan selamat. Cekrek! Eh, tapi ternyata yang difoto sama abang kurir cuma tangannya doang, mukanya nggak ikut ke foto hahahahah.. Eits, tapi kamu tau nggak sih, belanja online melalui e-commerce ini baru marak terjadi pada Industri lho, di mana kegiatan industri sudah terdigitalisasi sedemikian rupa sehingga era ini juga disebut sebagai era digital. Pada Industri akses internet dan perangkat digital pun juga sudah tersebar luas dan dimiliki oleh hampir seluruh kalangan. Oleh karena itu, kegiatan belanja online melalui e-commerce pun semakin merajalela dan menjadi favorit banyak orang. Mulai dari remaja yang biasa nongkrong di café, ibu-ibu kompleks penikmat drama Korea, sampai bapak-bapak pensiunan yang suka minum kopi sambil baca koran di teras rumah, sekarang punya hobi baru yang sama belanja online di e-commerce! Kalau jaman dulu mah, kegiatan jual-beli dan perindustrian masih belum maju seperti sekarang ini, guys! Biar lebih paham, coba kita bahas perkembangan teknologi bisnis ritel secara lebih mendetail, yuk! Perkembangan Teknologi Perkembangan teknologi bisnis ritel dimulai pada abad ke-18. Pada saat itu, terjadi penemuan mesin uap oleh James Watt. Nah, teknologi mesin uap ini kemudian dimanfaatkan oleh industri untuk menunjang kegiatan produksi. Pekerjaan-pekerjaan terkait produksi yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia, kemudian mulai digantikan dengan tenaga mesin uap. Industri pada masa itu dikenal juga dengan sebutan Industri Baca juga Mempelajari Visual Merchandising untuk Penataan Produk Ditemukannya mesin uap pada Industri membuat perusahaan lebih berfokus pada kegiatan produksi barang. Kenapa begitu? Karena kegiatan produksi barang yang tadinya hanya mengandalkan tenaga manusia mulai digantikan oleh mesin-mesin uap, sehingga dapat diproduksi dengan lebih mudah dan secara massal. Tapi, seiring berjalannya waktu, mesin-mesin uap mulai digantikan dengan mesin-mesin bertenaga listrik. Hal ini mulai terjadi pada abad ke-19. Pada abad ini, perakitan dan produksi massal udah nggak pakai mesin uap lagi guys, tapi udah mulai menggunakan tenaga listrik. Nah, industri pada masa ini disebut juga sebagai Industri Pada Industri juga terjadi pengembangan pesawat telepon, mobil, serta pesawat terbang. Industri ini berlanjut sampai akhirnya digantikan oleh Industri pada abad ke-20. Industri sendiri ditandai dengan adanya otomatisasi terintegrasi komputer. Nah, pada industri ini, udah mulai ditemukan teknologi digital dan internet yang bisa menunjang tidak hanya kegiatan perindustrian, tapi juga kegiatan lainnya, seperti komunikasi. Kemudian, Industri berkembang lagi menjadi Industri alias industri yang sekarang ini sedang kita alami. Pada Industri mulai terjadi pengembangan komputer pintar, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetik, serta neuroteknologi yang semuanya ditunjang dengan teknologi Artificial Intelligence AI. Perkembangan Marketing Seiring dengan perkembangan teknologi, kegiatan marketing pada bisnis ritel pun juga mengalami perkembangan dari masa ke masa. Dimulai dari Marketing hingga kini telah berkembang sampai Marketing Pada Marketing kegiatan marketing masih berfokus pada produksi barang alias Product Centric. Perusahaan fokus memproduksi barang sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Lalu, kegiatan marketing mulai mengalami perkembangan menjadi Marketing Pada Marketing perusahaan mulai berfokus pada kebutuhan konsumen Customer Centric. Konsumen mulai dilihat sebagai sosok yang harus dilayani dan dipenuhi kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing. Lanjuutt, setelah puas berfokus pada kebutuhan dan keinginan konsumen, kegiatan marketing mulai berkembang lagi menjadi Marketing Pada Marketing perusahaan mulai melakukan pendekatan kepada konsumen secara humanis Human Centric. Konsumen tidak lagi hanya dipandang sebagai pembeli produk, namun juga dipandang sebagai manusia yang memiliki kebutuhan, keinginan, dan harapan terhadap produk-produk yang dijual oleh perusahaan. Nah, proses PDKT yang dilakukan oleh perusahaan melalui Marketing ini tujuannya adalah agar perusahaan jadi lebih tau secara mendetail mengenai kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen atas produk-produk yang dijual oleh perusahaan. Nah, dari situlah perusahaan bisa mendapatkan ide-ide produk baru, serta masukan untuk perbaikan produk yang sudah ada. Begitu, guys! Lalu, evolusi kegiatan marketing yang terbaru adalah Marketing Marketing sebenarnya nggak terlalu beda jauh dengan Marketing Masih sama-sama berfokus pada pendekatan kepada konsumen. Tapi, pada Marketing kegiatan pendekatannya lebih ekstra lagi nih, karena mengkombinasikan antara interaksi secara offline maupun secara online serta perusahaan juga menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi konsumen Machine to Machine; Human to Human. Kamu sudah paham sampai sini? Perubahan Perilaku Konsumen Perkembangan teknologi bisnis ritel juga melibatkan perubahan perilaku konsumen sehingga akhirnya terdorong untuk melakukan kegiatan belanja secara online. Sebenarnya apa sih, alasan di balik perubahan perilaku konsumen ini? Ada beberapa alasan yang mendorong para konsumen untuk melakukan kegiatan belanja secara online, antara lain seperti terangkum dalam infografik berikut. Pengalaman berbelanja yang dirasakan konsumen ketika berbelanja secara online somehow bikin konsumen jadi ketagihan untuk melakukannya lagi dan lagi. Kita nggak perlu jauh-jauh pergi ke toko, belanjanya pun juga udah berasa lihat barangnya beneran, karena toko-toko online selalu mencantumkan foto atau video barang sebagai gambaran bagi konsumen. Beberapa toko online pun juga sudah menyediakan teknologi augmented reality, yaitu teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda maya tersebut dalam waktu nyata. Teknologi ini membuat kita seolah sedang berhadapan secara langsung dengan benda maya tersebut. Sayangnya, meskipun sudah menjadi primadona di era Industri ini, belanja online tetap ada kekurangannya ya, guys! Salah satunya yang paling sering terjadi yakni barang yang kita terima ternyata nggak sesuai dengan ekspektasi. Jadi gitu ya, guys! Semua hal di dunia ini pastinya punya plus dan minusnya masing-masing, termasuk belanja online maupun offline. Every choice has its own consequences. We don’t choose which one is better, we just choose the one with more bearable consequences. Perkembangan teknologi bisnis ritel pun nggak akan berhenti sampai di sini aja. Ke depannya, pasti akan muncul inovasi-inovasi baru lagi yang bisa diterapkan untuk kemajuan teknologi bisnis ritel. Kamu sendiri punya inovasi baru nggak, terkait bisnis ritel? Coba share di kolom komentar, ya! Sekian pembahasan kita tentang perkembangan teknologi bisnis ritel. Kalau kamu siswa SMK kelas 12 jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran BDP, kamu wajib mempelajari materi ini, ya! Kamu juga bisa cek materi lebih lengkap tentang teknologi bisnis ritel di ruangbelajar! Yakin nggak mau nonton videonya? Yuk, download aplikasinya sekarang!
Padalevel makro, perkembangan teknologi mendorong pembangunan ekonomi dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Baca Juga : TAX AMNESTY (Amnesti Pajak) Perkembangan teknologi informasi juga dapat memperkuat daya saing sebuah negara dalam membangun perekonomiannya. Perusahaan-perusahaan yang sudah settled dapat meningkatkan pendapatan
Jelaskan Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Bisnis Ritel?Perkembangan teknologi telah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bisnis ritel. Di era digital saat ini, teknologi telah mengubah cara perusahaan ritel beroperasi, berinteraksi dengan pelanggan, dan bersaing di pasar. Berikut adalah beberapa pengaruh utama perkembangan teknologi terhadap bisnis ritelPerubahan Pola Konsumen Perkembangan teknologi telah mengubah pola konsumen secara drastis. Pelanggan sekarang lebih cenderung untuk berbelanja secara online melalui platform e-commerce. Mereka mencari kenyamanan, kemudahan, dan pilihan yang lebih luas dalam proses pembelian. Bisnis ritel harus beradaptasi dengan perubahan ini dengan membuka toko online dan menyediakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan secara Munculnya platform e-commerce telah mengubah lanskap bisnis ritel. Perusahaan ritel sekarang dapat menjual produk mereka secara online, mencapai pelanggan di seluruh dunia tanpa batasan geografis. E-commerce juga memberikan pelanggan akses 24/7 ke toko online, meningkatkan kenyamanan dan fleksibilitas dalam berbelanja. Bisnis ritel harus memiliki strategi yang kuat dalam menjalankan operasi e-commerce untuk memanfaatkan peluang Pelanggan yang Ditingkatkan Teknologi telah memungkinkan perusahaan ritel untuk meningkatkan pengalaman pelanggan secara signifikan. Dengan adanya perangkat mobile, augmented reality AR, virtual reality VR, dan kecerdasan buatan AI, bisnis ritel dapat menciptakan pengalaman berbelanja yang menarik dan interaktif. Misalnya, pelanggan dapat mencoba pakaian secara virtual sebelum membelinya atau mendapatkan rekomendasi produk yang disesuaikan berdasarkan preferensi Data dan Keputusan yang Didukung oleh Fakta Kemajuan teknologi telah memungkinkan bisnis ritel untuk mengumpulkan dan menganalisis data dengan lebih efisien. Data penjualan, data konsumen, dan data lainnya dapat digunakan untuk memahami perilaku pembelian pelanggan, mengidentifikasi tren pasar, dan mengambil keputusan yang berdasarkan fakta. Analisis data yang cermat membantu perusahaan ritel untuk meningkatkan strategi pemasaran, manajemen persediaan, dan pengambilan keputusan yang lebih baik secara dan Targeting yang Lebih Baik Teknologi memungkinkan bisnis ritel untuk memahami pelanggan dengan lebih baik dan memberikan pengalaman yang personal. Dengan data pelanggan yang tersedia, perusahaan dapat membuat rekomendasi produk yang disesuaikan, menargetkan iklan secara lebih spesifik, dan memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan individu. Personalisasi ini membantu meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat ikatan antara pelanggan dan Operasional Teknologi juga berdampak pada efisiensi operasional dalam bisnis ritel. Penggunaan sistem manajemen persediaan otomatis, perangkat kasir yang canggih, dan teknologi RFID Radio-Frequency Identification membantu mengoptimalkan pengelolaan persediaan dan mempercepat proses pembayaran. Selain itu, otomatisasi proses, seperti pengiriman dan pengelolaan pesanan, dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan keseluruhan, perkembangan teknologi telah mengubah lanskap bisnis ritel secara signifikan. Bisnis ritel harus mengadopsi dan memanfaatkan teknologi yang ada untuk tetap kompetitif dan memenuhi ekspektasi pelanggan yang terus berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak, bisnis ritel dapat meningkatkan pengalaman pelanggan, meningkatkan efisiensi operasional, dan mencapai keunggulan kompetitif di era digital kasih,Tim &
Sehingga setiap format ritel yaitu hypermarket, supermarket, minimarket, toko kelontong, warung, rombong rokok, dan tidak terkecuali ritel online, dapat berevolusi dan survive pada era disruption ini," katanya. Menurut Yongky, model bisnis para peritel sangat menentukan daya adaptasi mereka untuk berevolusi menghadapi disruption.
Perkembangan teknologi telah merevolusi cara perusahaan menjalankan bisnis. Perusahaan kecil sekalipun dapat menyesuaikan diri untuk menyamakan kedudukan dengan perusahaan yang lebih kecil beradaptasi menggunakan berbagai teknologi dalam berbagai aspek mulai dari mesin canggih, Software HRD, hingga database untuk mengembangkan keunggulan kompetitif di pasar perusahaan harus mempertimbangkan penerapan teknologi dalam proses perencanaan mereka untuk integrasi yang efisien dan untuk memberikan ruang bagi ekspansi di masa Perkembangan Teknologi dalam PerusahaanTidak dapat disangkal bahwa kita hidup di era teknologi. Tidak peduli apa industri atau aspek kehidupan yang kita lihat saat ini, teknologi mempengaruhinya dalam beberapa cara atau lainnya. Itu mengubah cara banyak orang dalam memandang dan melakukan bisnis. Apa sebenarnya dampak teknologi perkantoran pada sebuah bisnis?Dampak terhadap Biaya OperasiPerkembangan teknologi dapat menekan biaya operasi. Software HRD dari LinovHR dapat digunakan untuk mengotomatiskan penggajian, pencatatan kehadiran, penilaian kinerja dan lain-lain. Teknologi tersebut memungkinkan kantor pusat dan HRD untuk melihat data secara real time. Misalnya, HRD menggunakan Software HRD untuk memproses penggajian secara otomatis. Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk membeli peralatan dan perlengkapan dapat Informasi SensitifTeknologi dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan yang aman dalam menjaga informasi sensitif, terutama informasi internal mengenai karyawan. Contohnya adalah dengan menggunakan modul Personnel Administration dari Software HRD LinovHR untuk mengelola informasi dan data karyawan. Dengan begitu data dan informasi dapat dikelola secara aman dan Juga Keamanan Informasi Karyawan dalam Aplikasi HRDProses Komunikasi yang Lebih BaikTeknologi bisnis membantu bisnis kecil meningkatkan proses komunikasi mereka. Email, SMS, situs web, dan aplikasi, misalnya, memfasilitasi komunikasi yang lebih baik dengan konsumen. Komunikasi yang lebih baik dalam perusahaan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perusahaan juga dapat menerima lebih banyak feedback dari konsumen melalui metode komunikasi juga meningkatkan komunikasi antar kantor. Misalnya, perangkat lunak intranet sosial memberi karyawan portal terpusat untuk mengakses dan memperbarui dokumen dan menyampaikan data yang relevan ke departemen lain secara Karyawan MeningkatPenggunaan software atau perangkat lunak bisnis biasanya memungkinkan karyawan memproses lebih banyak informasi daripada metode manual. Bahkan teknologi bisnis yang mendasar dapat berdampak besar pada kinerja dengan menempatkan informasi penilaian kinerja karyawan dalam Software HRD dari LinovHR, manajer dapat dengan mudah membuat tujuan terukur bagi karyawan mereka untuk mencapai dan mempertahankan tujuan perusahaan. Dengan begitu kinerja karyawan dapat lebih Human ErrorKesalahan dalam operasional atau human error dapat merugikan reputasi bisnis. Untungnya, perkembangan teknologi dapat mengurangi human error dengan optimal karena adanya otomatisasi yang mengurangi intervensi dari manusia. Misalnya, adanya sensor untuk mendeteksi kualitas produk yang tersemat dalam mesin produksi dapat mengurangi produk yang tidak lolos quality control. Contoh lainnya adalah proses pencairan reimburse, HRD dapat sesegera mungkin melakukan approval dan pencairan dana reimburse berdasarkan pengajuan atau request karyawan dengan akurat dan PasarTeknologi memungkinkan usaha kecil untuk mencapai segmentasi pasar baru. Daripada hanya menjual barang atau jasa konsumen di pasar lokal, perusahaan berkembang dapat menjangkau pasar internasional berkat batuan teknologi. Situs web ritel adalah cara paling umum bagi bisnis kecil untuk menjual produk di beberapa pasar ekonomi yang berbeda. Selain itu, periklanan atau advertising bermain besar dalam hal meningkatkan awareness konsumen yang lebih teknologi perusahaan memungkinkan manajer untuk mengintegrasikan tiap fungsi divisi. Transisi menuju teknologi dapat membantu perusahaan menurunkan biaya dan fokus pada penyelesaian fungsi bisnis yang paling mereka lakukan. Dengan begitu, tiap divisi akan saling terhubung untuk bersama-sama menjalin kinerja yang selaras dan penjelasan secara singkat mengenai dampak perkembangan teknologi bagi perusahaan. Implementasi teknologi di bidang HRD dapat dilakukan dengan menggunakan Software HRD dari LinovHR. Sehingga perusahaan dapat menjalankan bisnis dan mengelola karyawan sebagai kunci utama produksi perusahaan lebih optimal. Ingin informasi lebih lanjut? Hubungi LinovHR sekarang juga! Melalui tautan berikut ini
Usaharitel biasanya menjual produk - produk yang biasa dibeli/dikonsumsi pelangga sehari-hari. Oleh karena itu, pelanggan bisa mengontrol harag dengan baik. Jika suatu toko menjual produk dengan harga tinggi, maka pelanggan akan pindah ke toko lain yang menawarkan harga yang lebih rendah, sehingga toko menjadi sepi pelanggan.
Teknologi Ritel – Industri retail adalah industri yang terus berubah dengan cepat, begitu pula dengan teknologinya. Sistem retail adalah teknologi yang dapat memudahkan proses bisnis retail, sehingga dapat meningkatkan performa bisnis retail. Sebagai pemilik bisnis retail, Anda harus mampu berpacu dengan perubahan tersebut agar Anda mampu bertahan dalam tingkat persaingan yang begitu tinggi di industri ini. Untuk dapat bersaing dengan para kompetitor, kelola dengan lebih mudah bisnis retail Anda menggunakan software retail. Dengan menggunakan Hash Retail Innovation dari HashMicro Anda dapat menjaga ketersediaan stok, produktivitas karyawan, manajemen pelanggan, hingga transaksi keuangan secara otomatis. Selain itu, Anda juga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan retail Anda dengan software retail. Jika Anda tertarik untuk menggunakan software retail, segera unduh gratis skema perhitungan harga software. Anda perlu mengingat bahwa Anda tidak harus memiliki seluruh teknologi retail yang ada di dalam artikel ini, akan tetapi beberapa teknologi berikut ini sangat layak untuk menjadi pertimbangan. Baca juga 5 Retail Management Software Terbaik di Indonesia Daftar Isi AR & VR Pelacakan Pengiriman Pencarian via Suara BOPIS Self-Service Kiosk Cloud POS Otomatisasi Pemasaran Kesimpulan 1. AR & VR Augmented Reality AR dan Virtual Reality VR semakin populer di kalangan retailer pada tahun ini. Kemampuan kedua teknologi ini dalam bisnis ritel adalah teknologi ini mampu menghadirkan customer experience yang hebat dan juga menarik lebih banyak pengunjung. VR memungkinkan pengunjung toko untuk memasuki “dunia lain” atau realita semu dan membuat mereka seolah-olah berada di sana, sementara AR menghadirkan berbagai visualisasi tambahan dalam realita yang sebenarnya, biasanya berupa gambar, teks, benda bergerak, dan lain-lain. Beberapa retailer yang menggunakan kedua konsep ini adalah Amazon, IKEA, Zara, dan Adidas. Zara menyediakan aplikasi AR yang mengizinkan pengunjung untuk mendapatkan informasi visual mengenai harga pakaian dan bahkan melihat bagaimana pakaian tersebut dikenakan oleh para model hanya dengan memfokuskan kamera smartphone mereka pada area tertentu di dalam toko. Adidas mengusung tema yang tidak kalah seru melalui VR. Produsen sportswear multinasional ini menghadirkan pengalaman in-store di situs web mereka melalui sebuah video yang memperlihatkan suasana toko mereka dalam 360 derajat. Pelanggan bahkan dapat melihat informasi detail mengenai produk-produk mereka dan langsung membeli produk yang mereka inginkan melalui video tersebut. Baca juga 6 Fitur Utama Software Kasir Minimarket untuk Permudah Bisnis Retail Anda 2. Pelacakan Pengiriman Sebagai Contoh Berkembangnya Teknologi Ritel Kini sudah banyak e-commerce yang memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk melacak status pengiriman pesanan mereka sendiri melalui aplikasi. Jika dahulu hanya pemilik toko yang bisa melacak kurir, kini pelanggan pun bisa. Ini merupakan salah satu strategi terbaik untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. 3. Pencarian via Suara Sebagai Contoh Berkembangnya Teknologi Ritel Konsumen cenderung memilih metode berbelanja yang menurut mereka paling praktis. Salah satu metode berbelanja yang saat ini paling digemari oleh konsumen adalah voice-based shopping. Melalui aplikasi seperti Google Home, Amazon Alexa, dan HomePod, konsumen hanya perlu menyebut atau meminta produk yang mereka inginkan dan kemudian mendapatkan berbagai rujukan dalam hitungan detik. Jika Anda ingin agar toko Anda menjadi rujukan oleh Google Home, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah meningkatkan SEO Anda. Simak video berikut ini untuk mempelajarinya. 4. BOPIS Meskipun ecommerce kian meningkat, toko fisik masih menjadi minat konsumen. Menurut survei yang dilakukan oleh TimeTrade, 85 persen konsumen lebih menyukai berbelanja di toko fisik ketimbang online. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka tidak langsung datang ke toko fisik untuk berbelanja. Biasanya, mereka mencari produk yang mereka incar secara online terlebih dahulu, baru kemudian membelinya di toko fisik. Kohl’s adalah salah satu retailer yang menerapkan BOPIS sumber Saat ini, banyak toko ritel yang memanfaatkan fenomena tersebut dengan mengadaptasi strategi BOPIS Buy Online, Pickup In-Store. Mereka mengizinkan pelanggan untuk membeli produk di situs web mereka dan mengambilnya langsung di toko fisik mereka. Beberapa retailer yang mempelopori taktik ini di antaranya Target, Lowe’s, Walmart, Nordstrom, dan The Home Depot. Tahun ini diperkirakan bahwa 86 persen retailer akan mengimplementasikan strategi ini. 5. Self-Service Kiosk Self-Service Kiosk di gerai toko pakaian Newlook sumber Sekarang bukan hanya kafe dan restoran yang menyediakan teknologi ini, tetapi juga berbagai toko ritel. Penggunaan self-service kiosk dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih memuaskan untuk pelanggan. Dengan menggunakan teknologi ritel ini, pelanggan dapat mengecek ketersediaan, menemukan ukuran atau warna produk yang tepat, dan bahkan melakukan pembayaran dengan memasukkan data kartu kredit. Jadi, tidak ada lagi antrian panjang di kasir. 6. Cloud POS Sebagai Contoh Perkembangan Teknologi Ritel Sistem POS dari HashMicro Cloud POS masih menjadi salah satu teknologi ritel paling populer pada tahun ini. Sistem ini tidak hanya membantu mereka mempercepat proses checkout bagi pelanggan, tetapi juga menyimpan data penting seperti detail kartu kredit pelanggan secara lebih aman. Staf tidak harus bergantung pada mesin kasir, karena mereka dapat mengelola pembayaran menggunakan smartphone atau tablet mereka bahkan ketika sekalipun listrik sedang padam. Sistem ini juga merupakan opsi yang terjangkau untuk pengusaha ritel kecil. Cloud POS yang terkenal adalah Cloud POS milik HashMicro. Hal ini karena fitur-fitur yang ada di POS HashMicro lebih lengkap ketimbang yang lainnya. Anda dapat mempertimbangkan harga jika Anda ingin mengimplementasikan cloud POS dari Hashmicro. Ketahui skema perhitungan harga cloud POS dari Hashmicro menyesuaikan kebutuhan perusahaan Anda. 7. Otomatisasi Pemasaran Kini telah semakin banyak retailer yang menyadari betapa signifikannya solusi otomatis terhadap efisiensi aktivitas bisnis mereka, termasuk juga pemasaran. Semakin banyak pelanggan, maka semakin kompleks campaign yang harus dijalankan, sebab pelanggan memiliki karakteristik dan preferensi yang berbeda. Email marketing campaign dari Amazon sumber Software otomatisasi pemasaran mengizinkan retailer untuk mensegmentasikan pelanggan dan membuat campaign yang tertarget. Campaign dapat dikustomisasi dan disesuaikan dengan preferensi pelanggan, begitu pula dengan newsletter. Retailer juga dapat memberikan trigger untuk mengirim campaign berdasarkan aksi yang dilakukan oleh pelanggan mereka, misalnya; Amazon mengirimkan email tentang rekomendasi produk kepada pelanggan mereka setelah mereka membeli produk yang serupa. Baca juga 5 Software Retail Terbaik di Indonesia 2022 Kesimpulan Industri retail merupakan industri yang banyak digeluti oleh masyarakat saat ini. Industri ini memiliki potensi yang sangat cerah untuk masa depan. Hal inilah yang menjadikan banyak masyarakat Indonesia kemudian mendirikan berbagai usaha retail. Namun, mengelola usaha retail secara manual bukanlah hal yang mudah. Terlebih jika usaha tersebut memiliki banyak cabang yang tersebar luas. Hal inilah yang menjadikan mereka membutuhkan software retail terlengkap untuk mengelolanya secara optimal. HashMicro menyediakan software retail yang terintegrasi satu sama lain sehingga mampu mengelola puluhan cabang usaha dengan satu aplikasi. Anda mampu mengelola usaha retail Anda dari mana saja dan kapan saja. Hal inilah yang menjadikan setiap perusahaan memerlukan software retail untuk bisnis mereka. Dapatkan teknologi terkini yang memudahkan pengelolaan bisnis dengan menggunakan software ERP dari HashMicro. Tingkatkan efisiensi bisnis retail Anda ke level tertinggi sekarang juga! Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda? Jonathan Kurniawan penulis konten yang memiliki passion yang dalam dalam menulis dan teknologi. Berkomitmen untuk menulis konten yang informatif, menarik, dan bermakna bagi pembaca, Jonathan terus menciptakan konten yang membuat pembaca merasa terhubung dan terinspirasi.
Perkembanganteknologi khususnya di bidang komunikasi dan internet memunculkan jenis bisnis ritel baru, yakni pengecer nontoko atau tidak menggunakan toko. Mereka yang melompat di out-of-store eceran menggunakan email, situs web, aplikasi seluler, telepon untuk menjual produk ritel mereka. Contoh Perusahaan Ritel
- International Data Corporation IDC memperkirakan anggaran penggunaan teknologi informasi pada sektor ritel akan tumbuh 17 persen per tahun hingga 2021. Ini menjadikan sektor ritel menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat untuk belanja teknologi di Indonesia. IDC memperkirakan sektor ritel akan memprioritaskan transformasi digital untuk meningkatkan business operations, customer engagement dan pemahaman yang lebih baik tentang referensi berbelanja konsumen. Sebagai bentuk dukungan untuk menginkatkan inklusi ekonomi digital, WIR Group sebuah perusahaan pengembangan teknologi robotic mengadakan pertemuan para pelaku usaha dalam acara Disrubto 2019. Acara ini akan mempertemukan startup, korporasi modal ventura dan instusi keuangan, baik lokal maupun global. Mengusung tema The Future of Humanity’ acara ini ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana teknologi yang diadaptasi dan berkembang begitu cepat pada kehidupan manusia di masa depan namun tetap mengedepankan sisi humanity. Michael Budi, CEO & Co Founder WIR Group, mengatakan bahwa WIR Group beroperasi dengan prinsip bisnis fundamental melihat ajang ini sebagai pemanfaatan digital reality dalam beragam sektor, terutama sektor yang ingin bertransformasi. “Sepanjang perjalanan kami bekerja sama dengan beberapa pemimpin industri di Indonesia diantaranya Alfamart, Kimia Farma, Electronic City, PHRI, PPJI, dan Awadah Group berafiliasi dengan NU,” kata Muchael di Plaza Indonesia, Jumat 22/11/2019. Michael juga mengatakan, industri ritel merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan tercepat yang menuntut diferensiasi dalam pengalaman mengkonsumsi dan berbelanja. Oleh sebab itu, teknologi digital reality akan menjadi solusi strategis dalam pengembangan bisnis dan transformasi. “Teknologi digital retail bersifat inklusif karena bisa diterapkan di beragam sektor seperti fintech, kesehatan, agrikultur, transportasi dan pelayanan informasi di bandara serta lainnya,” jelas Budi. Namun, menciptakan platform teknologi baru tidak hanya memberikan manfaat tetapi juga memberdayakan masyarakat dari manfaat yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi yang selaras dengan humanity. Daniel Surya selaku Executive Chairman & Co Founder Disrubto mengatakan bahwa teknologi tidak semerta-merta hanya demi kepentingan perusahaan semata, melainkan juga bermanfaat bagi umat manusia. “Adaptasi teknologi yang saat ini mendorong masyarakat agar lebih adaptif. Apalagi anak jaman sekarang sangat inovatif, jadi lebih kepada humanity provit yang harus diperhatikan,” ungkap Daniel. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kondisiini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang. Dampak yang disebabkan oleh virus Corona bukan hanya di Indonesia saja melainkan di beberapa negara di belahan dunia. Pada tanggal 22-23 Februari 2020 telah berlangsung pertemuan G20 yang diadakan di Arab Saudi.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Makalah ini merupakan Draft dari Makalah yang Telah dipublikasikan di Jurnal Manajemen Maranatha, Mei 2020, dengan judul The information technology industrial revolution and its role in building business strategy of global retail, L Ellitan - Jurnal Manajemen Maranatha, 2020 - Revolusi Industri IT dan Perannya dalam Membangun Raksasa Ritel Global Lena Ellitan Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya e-mail ellistya lena Abstract Artikel ini akan memfokuskan kepada pembahasan mengenai keberhasilan raksasa ritel global dan bagaimana IT mendukung keberhasilan serta eksistensinya. IT juga menjadi alasan mengapa ritel konvensional kalah bersaing dengan ritel online atau e-commerce. IT merupakan sebuah katalisator untuk perubahan yang saling melengkapi, yang memicu inovasi-inovasi baru yang saling melengkapi dalam proses bisnis, seperti menemukan cara baru untuk meraih pelanggan, dan cara baru untuk berkomunikasi dengan pemasok maupun konsumen. Demikian pula yang terjadi pada industri ritel global, mereka secara kontinyu akan berevolusi mengikuti perkembangan di Industri dan Society Perusahaan Ritel global era ini merupakan pioner yang memanfaatkan revolusi industri lalu membangun dinasti sendiri dalam ritel model baru yang diperkenalkan oleh industry ritel global. Key words Information Technology, Revolusi Industri Society dan Perusahaan Retail on line Raksasa Pendahuluan Kebutuhan dalam mengolah laju informasi yang semakin banyak dan cepat, memaksa perusahaan untuk tetap terus melakukan inovasi di bidang teknologi informasi dan perangkatnya. Aliran gelombang dan arus informasi yang besar harus segera diolah dan digunakan oelh perusahaan untuk dapat menjaga dan meningkatkan kinerja bisnisnya. Revolusi industri yang terjadi disertai dengan perkembangan IT yang sangat pesat, termasuk dalam pengembangan perusahaan retail baik skala kecil menengah sampai dengan skala global Nagy, 2018. Makalah ini akan memfokuskan kepada pembahasan keberhasilan raksasa ritel global dan bagaimana IT mendukung keberhasilan serta eksistensinya. Raksasa Retail adalah model bisnisnya yang juga berevolusi dan berkembang mengikuti revolusi industri serta perkembangan IT tersebut hal ini juga menjadi alasan mengapa ritel konvensional kalah bersaing dengan ritel online atau e-commerce. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang juga membawa perubahan kebiasaan masyarakat, sehingga revolusi model bisnis pada era industri ini menjadi penting untuk dikaji lebih lanjut Muljani dan Ellitan, 2019. Teknologi informasi merupakan sebuah katalisator untuk perubahan yang saling melengkapi, yang memicu inovasi-inovasi baru yang saling melengkapi dalam proses bisnis, seperti menemukan cara baru untuk meraih pelanggan, dan cara baru untuk berkomunikasi dengan pemasok maupun konsumen. Perubahan ini memiliki efek jangka panjang pada kemampuan perusahaan itu sendiri dalam menciptakan barang dan jasa. Sebagai contoh, hal tersebut bisa dilihat di awal berdirinya perusahaan Amazone. hykAmazone awalnya memulai roda usahanya dengan hanya menjual buku secara online namun sekarang menjamah keberbagai hal mulai dari DVD, pakaian, hingga web hosting CDN Content Delivery Networks. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa untuk berada pada tahap ini amazone telah mengikuti perkembangan IT, memanfaatkan IT dan melakukan inovasi di bidang IT itu sendiri serta menggunakan IT sebagai untuk mendukung mengembangan proses bisnis. Lebih jauh lagi tidak hanya Amazon namun secara umum revolusi industri yang terjadi saat ini banyak berperan dalam membangun usaha e-commerce skala global. Revolusi Model Bisnis pada Era Industri Revolusi model Bisnis pada Era Industri banyak memberikan surprise dan layanan cepat kepada konsumen. Seringkali kali konsumen dibuat penasaran oleh suatu fenomena dari manakah sumber pendapatan perusahaan ketika memberikan layanan tanpa berbayar alias gratis atau bahkan memberikan jasa dengan menawarkan subsidi sehingga jasa yang diberikan jauh lebih murah ketimbang yang disediakan oleh pasar. Itulah yang dilakukan perusahaan-perusahaan yang merajai pada era Revolusi Industri sebagaimana dilakukan Google, Facebook, Uber, Airbnb, dll Natalia dan Ellitan, 2019. Perusahaan-perusahaan tersebut berhasil merebut hati para konsumen sehingga tanpa sadar mereka terjerat menggunakan jasa yang disediakan, dan tanpa sadar pula para pengguna tadi telah menjadi komoditas yang dapat dijual kembali kepada perusahaan komersial lainnya. Lalu-intas traffic pengguna layanan yang telah melalui proses produksi menjadi komoditas untuk menghasilkan pendapatan secara tidak langsung. Terlebih lagi hal ini didukung adanya impementasi Finansial Teknologi yang dikenal dengan istilah FinTech Koesworo, et al., 2019. Dalam revolusi industri ada beberapa hal yang dapat membuat suatu model usaha sukses Morrar, 2017. Pertama, perusahaan menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat kebanyakan, Kedua, inovasi tanpa akhir. Ketiga, model monopolistik kapitalisme baru, Keempat, model pemasaran yaitu model pemasaran yang melihat customer tidak hanya sebatas pengguna produk tetapi melihat konsumen dari multi dimensinya sebagai manusia sehingga konsumen akan memilih produk yang memuaskan keinginannya untuk berpartisipasi, berkreasi, komunitas, dan idealismenya. Perusahaan pada era ini cenderung mencari masalah untuk dipecahkan yang juga kemudian mengambil keuntungan secara tidak langsung soft selling, merupakan ciri-ciri dari pemasaran di era ini. Inovasi sepertinya menjadi kata kunci dalam berkompetisi pada era ini karena inovasi yang dapat menjawab permasalahan dan inovasi pula yang dibutuhkan dalam menciptakan model bisnis yang dapat memberi nilai tambah bagi perusahaan. Pada era ini, perusahaan komersial yang mampu memberi dampak positif kepada kemaslahatan manusia akan menjadi besar dan semakin besar dampak positif yang diberikan, maka akan semakin besar perusahaan tersebut. Aspek-aspek yang sudah dibahas di atas tadi dapat dilihat secara nyata pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan e-commerce yang sekarang bermunculan. Demikian pula yang terjadi pada industri ritel global, mereka secara kontinyu akan berevolusi mengikuti perkembangan di Industri dan Society Perusahaan Ritel global era ini merupakan pioner yang memanfaatkan revolusi industri lalu membangun dinasti sendiri dalam ritel model baru yang mereka kenalkan. Selanjutnya secara nyata dapat dilihat bahwa perusahaan e-commerce memanfaatkan IT dalam merevolusi Industri ritel dunia Yeming, 2018. Berbagai Strategi E-Business Pada Perusahaan Ritel Global Ritel global adalah proses pemasaran dan penjualan produk ke konsumen akhir dengan cakupan konsumen secara global international dalam menjalankan ritel global ada beberapa perusahaan yang dapat dikaji serta diperhatikan konsep e-bussiness nya, Bukan hanya Amazon namun banyak perusahaan-perusahaan lain yang lebih muda dari amazone seperti tokopedia , lazada , dan perusahaan e-commerce lainnya mulai bermunculan dan turut ikut serta meraih kesuksesan dalam ranah ini. Kesuksesaanya bahkan membawa dampak bagi ritel konvensional sehingga mungkin muncul pertanyaan, mengapa Amazon , Tokopedia , Lazada dapat memperoleh kesuksesan, yang menjadi alasan utama ialah mereka mampu memberdayakan IT yang seiring dengan revolusi industri Amazon dan Berbagai Strategi Bisnisnya adalah perusahaan online besar yang memanfaatkan dengan baik keadaan ini. telah melakukan berbagai usaha untuk memberikan layanan terbaik dan harga yang wajar. Amazone adalah salah satu perusahaan tersukses yang ada , konsep bisnis amazone sangatlah populer dan digemari semenjak awal mula puncak kesuksesan amazone. Amazon kembali membuktikan diri sebagai perusahaan ritel online yang terkuat di dunia saat ini, bahkan pada saat dunia tengah mengalami pelemahan perekonomian. Amazon mencatatkan hasil kuartal keempat tahun 2018 yang kuat, padahal ritel lainnya justru sedang berjuang untuk menghambat laju pelemahan penjualannya. Pada bagian berikut artikel ini akan diuraikan strategi yang diterapkan Amazon dalam menjalankan perusahaannya, antara lain Ludfi, 2018 Pertama adalah strategi diskon, diversifikasi dan Amazon prime. Penggerak utama yang mendorong pertumbuhan pendapatan Amazon adalah kebijakan harga yang kompetitif. Amazon menggencarkan strategi diskon demi menarik pembeli. Rupanya ini berhasil, karena menurut ComScore traffic Amazon menanjak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dibandingkan dengan traffic eBay yang justru turun Pendapatan Amazon melonjak 18% ke level $ miliar, sementara laba bersih Amazon naik 9% mencapai 52 sen per lembar saham, melampaui ekspektasi analis 39 sen per lembar saham. Diversifikasi yang dilakukan Amazon di luar lini produk awal juga berperan penting. Lini produk Amazon awalnya hanya buku, musik dan film saja, namun sekarang juga meliputi elektronik hingga merchandise umum lainnya. Penjualan elektronik dan merchandise ini pada kuartal IV melonjak 31%, sementara itu, penjualan media buku, musik, dan film hanya tumbuh sebesar 9% saja. Selain itu, strategi yang berperan besar dalam kuatnya hasil kuartalan Amazon adalah program Amazon Prime, yakni program membership dimana anggotanya hanya perlu membayar $79 setahun, dengan benefit antara lain bebas biaya pengiriman. Tentunya bagi pelanggan ini merupakan penawaran yang menggiurkan, karena dalam setahun mereka tidak perlu lagi membayar biaya pengiriman. Kedua adalah Customer Relationship Management CRM. Customer Relationship Management CRM merupakan salah satu sarana untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan antara perusahaan dengan para stakeholder maupun shareholdernya. Dengan memanfaatkan CRM, perusahaan akan mengetahui apa yang diharapkan dan diperlukan pelanggannya sehingga akan tercipta ikatan emosional yang mampu menciptakan hubungan bisnis yang erat dan terbuka serta komunikasi dua arah di antara mereka Ellitan dan Anatan, 2007. Dengan demikian kesetiaan pelanggan dapat dipertahankan dan tidak mudah berpindah ke lain produk dan merek. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan berbagai sarana dalam usahanya untuk meningkatkan Customer Relationship Management CRM. Secara khusus perusahaan berusaha memberikan layanan yang sifatnya personal sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya, baik sebagai stakeholder maupun shareholder. Dengan demikian diharapkan akan terjalin value chain yang kuat di antara mereka melalui hubungan dengan pelanggan Anatan dan Ellitan, 2018. Untuk mengimplementasikan sebuah strategi CRM, diperlukan paling tidak 3 tiga faktor kunci yaitu Orang-orang yang profesional kualifikasi memadai, Proses yang didesain dengan baik dan Teknologi yang memadai leading-edge technology. Tenaga yang profesional tidak saja mengerti bagaimana menghadapi pelanggan tetapi juga mengerti cara menggunakan teknologi untuk CRM. Apapun tanpa desain yang baik akan gagal, begitu juga CRM. Perusahaan pengguna CRM harus sudah mengetahui tujuan business objectives dan tuntutan bisnis business requirements yang diinginkan dari implementasi CRM ini. Amazon juga memiliki infrastruktur untuk CRM. Infrastruktur CRM Amazon adalah sebagai berikut Ludfi, 2018 1.Data pelanggan yang terintegrasi. Kemampuan untuk mengakses, mengolah dan memproses semua yang berhubungan dengan pelanggan adalah salah satu kunci suksesnya CRM. Tanpa data dan informasi yang jelas tentang pelanggan maka akan sulit mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Hubungan yang baik dengan pelanggan adalah dengan melayani dimanapun mereka, kapanpun juga, dan dengan sarana apapun. Sebagai contoh adalah memberikan pelayan 24 jam. 2. Bisnis proses yang terintegrasi. Lingkungan bisnis harus terintegrasi, sebagai contoh bila penjualan dan pelayan terpisah. Penjualan selama siklus penjualan dan pelayanan setelah aktivitas penjualan, naka pelanggan akan mendapatkan jawaban yang berbeda tergantung dengan siapa mereka berbicara. Pelanggan memerlukan pelayanan baik pada saat membeli maupun setelahnya. 3. Extended enterprise yang terintegrasi. Untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk, maka suatu perusahaan harus bekerja sama dengan mitranya, dengan vendor infrastruktur CRM melalui internet dan intranet. Dengan infrastruktur ini , maka perusahaan dan partner dapat berbagi informasi, berkomukasi dan berkolaborasi dengan menggunakan aplikasi web. Alibaba dan Strategi Bisnis yang dilakukannya Konsep bisnis Alibaba menurut Yeming 2018 adalah memulai dari bisnis e-commerce dan menjadikan bisnis tersebut gaya hidup. Alibaba mengusung konsep ritel baru yang diharapkan dapat mempermudah hidup dengan demikian alibaba memiliki beberapa produk untuk mewujudkan konsep tersebut produk-produk yang dimiliki oleh alibaba adalah Ariyanti, 2018 Pertama adalah merupakan perusahaan e-commerce yang didirikan Jack Ma dan rekannya pada tahun 1999. Alibaba telah menjadi salah satu e-commerce raksasa di dunia. Jumlah pembeli di situs diklaim sudah menjangkau 190 negara. Penggunanya tidak hanya individu, tapi juga pengecer, produsen, pedagang besar, Usaha Kecil Menengah UKM yang bergerak di bisnis ekspor impor, maupun agen perdagangan. Kedua adalah Produk ini lahir karena Alibaba tidak hanya ingin berkutat pada Selanjutnya Alibaba menghadirkan situs Situs jual beli lokal untuk barang eceran maupun grosiran. Jadi mirip pasar grosir tapi via online. Barang-barang yang dijual beragam, mulai dari aksesoris, pakaian, perabotan rumah tangga, sampai produk minuman dan makanan lokal. Biasanya para pedagang besar ritel di China mendapat pasokan dari situs tersebut. Produk Alibaba yang ketiga yaitu Taobao. Taobao merupakan situs e-commerce atau marketplace yang hampir mirip dengan e-Bay. Taobao berdiri pada tahun 2003. Sejak Juni 2011, Jack Ma menyatakan akan membagi Taobao menjadi tiga perusahaan yang berbeda, yaitu eTao, Taobao Mall, dan Taobao Marketplace. Dalam proses layanan pelanggan, Taobao memiliki layanan agen belanja untuk mempermudah pelanggan dari asing atau dari luar China untuk menggunakan layanan mereka. Popularitas ponsel pintar dimanfaatkan Alibaba untuk melirik bisnis e-commerce yang ramah bagi pengguna ponsel. Produk keempat yaitu Alimama. Selang empat tahun kemudian setelah dikeluarkannya Taobao, Alibaba kembali melakukan ekspansi bisnis. Pada tahun 2007 Alibaba mendirikan perusahaan di bidang teknologi pemasaran bernama Alimama. Alimama menyediakan platform yang menjawab kebutuhan pedagang, di mana para pedangang bisa menaruh display pemasaran di situs web dan aplikasi pihak ketiga. Dengan demikian jangkauan promosi dan pemasaran para pedagang yang tergabung dalam Alimama akan semakin luas. Produk Alibaba selanjutnya yang kelima adalah Tmall. Pada tahun 2008, Alibaba mengembangkan platform Business to Consumer B2C yang disebut TMall. Target yang dibidik adalah masyarakat kalangan atas karena platform ini menawarkan layanan premium. Kehadiran TMall telah menarik merek-merek asing untuk menggunakan platform tersebut. Keenam adalah Alibaba Cloud, Alibaba Cloud adalah perusahaan besutan Alibaba berdiri pada 2009. Perusahaan ini bermain di bisnis layanan cloud computing yang bisa digunakan para pelaku bisnis di China maupun negara lain di dunia, baik itu UKM, perusahaan besar, startup, maupun instansi pemerintah. Alibaba terus mengembangkan produk yang Ketujuh yaitu Ali Express. Setelah satu dekade, Alibaba terus melebarkan sayapnya dengan mendirikan perusahaan jasa logistik atau pengiriman barang di tahun 2010 bernama Ali Express. Dengan layanan tersebut, pembeli dari negara lain dapat membeli produk secara langsung melalui pedagang besar di China. Kedelapan adalah Cainiao Network. Perusahaan jaringan logistik yang dihadirkan Alibaba adalah Cainiao Network. Ada satu visi yang ingin dicapai, yakni untuk mengirim pesanan ke konsumen dalam waktu 24 jam di wilayah China dan hanya butuh waktu 72 jam ke negara lain. Produk Alibaba berikutnya adalah Ant Financial. Alibaba Grup pun ingin menjajal peruntungan dengan mendirikan fintech, Ant Financial pada tahun 2014. Kini, Ant Financial merupakan raksasa fintech asal China yang mendunia melalui aplikasi Alipay. Ant Financial menawarkan layanan inklusi keuangan yang aman bagi usaha kecil serta membangun sistem kredit bersama. Ant Financial pada 1 November 2016, resmi menyuntikkan dana ke perusahaan Ascend Money yang merupakan induk perusahaan dari layanan e-money True Money. True Money sudah ada di Indonesia sejak September 2015 setelah mengakuisisi pemilik lisensi e-money di Indonesia, Witami Tunai Mandiri. Pada tahun 2016 Alibaba mendirikan Alibaba Pictures. Hal ini menunjukkan Ekspansi terus meluas, Alibaba Grup bermain di bisnis film dan hiburan dengan mendirikan Alibaba Pictures. Perusahaan ini langsung membeli saham minoritas pemilik DreamWorks Pictures. Selain itu, merogoh ratusan juta dolar AS untuk membeli saham divisi sinema perusahaan China Wanda Film, dan berinvestasi di dua film ternama. Terakhir saat ini Alibaba memiliki Youku. Youku adalah salah satu situs video streaming paling populer di China. Berkat kehadiran Youku, pendapatan Alibaba dari sektor ini melonjak lebih dari 40 persen setiap tahun. Tokopedia dan Strategi Bersaing di Era Industri Tokopedia hadir sebagai e-commerce baru yang inovatif dan mengusung konsep kumpulan berbagai toko online di Indonesia. Segala aktivitas jual beli dan proses transaksi akan dijamin keamanannya melalui perantaraan Tokopedia. Konsep ini diharapkan dapat mewujudkan suatu bentuk mall online yang memprakarsai dan mengkoordinasi sejumlah transaksi e-commerce Marixon, 2019. Keunggulan yang Diberikan Tokopedia adalah bahwa Menjadi penjual di Tokopedia tidaklah toko online dapat dilakukan secara itu ada sejumlah fasilitas dan fitur-fitur yang mendukung kemudahan berbisnis yang bisa diperoleh oleh penjual. Selain fasilitas berupa management toko, pengklasifikasian produk dan proses transaksi, penjual juga akan mendapatkan sub domain untuk mempermudah akses menuju toko online milik penjual. Proses pemasaran produk di Tokopedia dapat dilakukan dengan memajang produk-produk pada etalase toko menggunakan fitur Etalase. Dengan demikian kesempatan untuk memperoleh pelanggan-pelanggan baru menjadi semakin besar. pihak penjual juga akan diberikan fasilitas untuk menghitung ongkos kirim dan tracking order dengan mudah tanpa harus mengakses langsung ke website yang menyediakan jasa pengiriman paket. Hal ini dapat dilakukan karena Tokopedia sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan jasa delivery terbesar di Indonesia. Cukup masukkan informasi ukuran produk dan daerah tujuan pengiriman, maka Tokopedia segera membantu proses penghitungan ongkos kirim dengan cepat dan akurat. Proses transaksi pembayaran juga akan berlangsung aman melalui escrow account resmi milik Tokopedia. Tim Tokopedia akan mengirimkan jumlah pembayaran kepada penjual setelah mendapatkan konfirmasi penerimaan barang dari pihak pembeli. Panduan lebih lanjut mengenai proses tersebut bisa dilihat di website Tokopedia. Sementara bagi customer yang ingin membeli produk di Tokopedia, hal yang perlu dilakukan hanyalah mengetik nama produk di kolom pencarian atau menelusuri masing-masing kategori produk pada website Tokopedia. Melalui fitur komunikasi Tokopedia yang diberi nama “Talk About It”, pelanggan juga dapat berinteraksi secara komunikatif untuk membicarakan produk yang ingin dibeli. Setelah penjelasan berbagai strategi ketiga contoh retail raksana tersebut ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Alibaba bisa menjadi salah satu perusahaan terbesar di china karena mereka memiliki beberapa stategi bisnis yang sukses seperti Yeming, 2018 1. Ekspansi Bisnis Secara Global Perusahaan Alibaba melakukan bisnis secara global ke berbagai negara untuk memasarkan produknya. Contohnya LAZADA yang dipasarkan ke negara-negara asia tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dll. Dalam hal ini Alibaba ingin terus berekspansi untuk mengembangkan bisnisnya 2. Fokus Pada Pelanggan. Alibaba disini selalu memiliki fokus utama dalam hal ini kepada pelangganya. Disini Alibaba ingin selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Karena kepuasan maupun kepercayaan pelanggan bisa membuat pelanggan bertahan dan selalu betah menggunakan produk-produk Alibaba 3. Investasi ke beberapa perusahaan. Sebagai perusahaan besar, Aliaba tidak lupa untuk melakukan investasi untuk berkembang. Disini Alibaba melakukan beberapa investasi ke beberapa perusahaan seperti ke Amazon, Tokopedia, LAZADA, dll. Disini Alibaba ingin mendapatkan feedback yang menguntungkan dari perusahaan yang mereka investasikan karena mereka percaya bahwa perusahaan yang mereka investasikan akan berkebembang dan menghasilkan keuntungan yang besar Kesimpulan Dalam perkembangan ritel global , perusahaan yang bergerak dibidang e-commerce lambat laun menjadi raksasa yang sangat besar dibidangnya. Semua hal tersebut diawali oleh perkembangan IT pada revolusi industri Revolusi inilah yang kemudian melahirkan konsep bisnis e-commerce yang adalah konsep ritel yang baru. Konsep Ritel baru ini menawarkan banyak kemudahan bagi konsumennya hal tersebutlah yang dapat dikatakan menjadi daya tarik utama hampir seluruh perusahaan e-commerce yang ada. Dewasa ini raksasa ritel tidak hanya menjajakan kemudahan dan keamanan saja dalam bertransaksi namun juga menawarkan kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk e-commerce diluar jasa marketplace contohnya seperti alipay dan sebagainya. Hal ini dapat diamati sebagai fenomena yang menarik dimana raksasa ritel tidak hanya fokus menjual barang namun juga menjual jasa yang berfungsi untuk memudahkan layanan hal tersebut lah yang membangun para raksasa ritel global. Dengan kemanjuan teknologi yang semakin canggih akan lebih memudahkan semua pihak baik industry, perusahaan, konsumen, dan masyarakat pada umumnya dalam segala hal. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Inovasi dalam Industri dan Masyarakat akan mencapai masyarakat berwawasan ke depan yang memecah rasa stagnasi yang ada dan dinamika bisnis maupun masyarakat akan semakin tinggi. Daftar Pustaka 1. Anatan, L. & Ellitan L. 2018. Suppy Chain Managemet Teori dan Aplikasi, Alfabeta Bandung, Edisi ke 2. 2. Wang, Yeming 2018, 15 Agustus dikutip 8 September 2019 dari Konsep Ritel Baru Untuk Dunia dari Alibaba dunia-dari-alibaba 3. Ariyanti, Fiki 2018, 13 November dikutip 8 September 2019 dari Mengenal Alibaba Grup, Kerajaan Bisnis Milik Jack Ma dari China 4. Ellitan, L. & Anatan, L 2007 Strategi Bersaing dalam Service Driven Economy, Andi Offset Yogyakarta. 5. Koeworo, Y., Muljani, N., & Ellitan, L. 2018. Fintech In The Industrial Revolution Era International Journal of Recearch Culture Society, Vol 3 Issue 9, p. 3-9. 6. Morrar, R., Arman, H., and Mousa, S, 2017 The Fourth Industrial Revolution Industry A Social Innovation Perspective. Technology Innovation Management Review, 711, 12-20. 7. Marikxon dikutip 8 September 2019 dari Tokopedia ~ eCommerce Lokal Berkonsep Mall Online 8. Muljani, Ninuk & Ellitan, Lena., 2019. Developing Competitiveness in Industrial Revolution International Journal of Trend in Research and Development, Volume 65, p. 1-3 9. Nagy, J., Oláh, J., Erdei, E., Máté, D. and Popp, J., 2018 The Role and Impact of Industry and the Internet of Things on the Business Strategy of the Value Chain—The Case of Hungary. Sustainability, 10, 1-25. 10. Natalia, I and Ellitan, L 2019 Srategies to Achieve Competitive Advantage in Industrial Revolution International Journal of Research Culture Society, 3 6. pp. 10-16. 11. Hakim, Ludfi 2018, 10 April Dikutip 8 september 2019 dari Konsep E-Business Pada Perusahaan ResearchGate has not been able to resolve any citations for this industrial revolution instills intelligent technology that can connect with various fields of human life. The industrial revolution will bring many changes with all the consequences, the industry will be increasingly competitive and efficient. Digitalization in various fields will result in cost savings and value creation. This development has made digital capabilities very important to advance in industry Industry will be a big advantage for companies that fully understand what that means to them. These changes in nature will transcend company boundaries and perhaps the national boundaries of the country where this business applies. Companies that succeed in transforming and meeting the needs of consumers will gain a competitive advantage. Competitive strategy in the face of industrial revolution for personal, company and organization is to adapt to existing changes. The creation of sustainable competitive advantages is an important factor in strategic management, because with these competitive advantages companies are able to continue to operate, win competition and achieve company fundamental dalam lingkungan bisnis dan perekonomian telah menciptakan perubahan dramtis pada kondisi persaingan dan perekonomian dunia. Perubahan lingkungan bisnis yang makin kompetitif dan tidak dapat diprediksi, meningkatnya persaingan dan kolaborasi antar perusahaan-perusahaan multinasional yang disertai munculnya wilayah-wilayah negara yang memiliki kesepakatan perdagangan bebas seperti Amerika Utara, ASEAN, Eropa Barat mengakibatkan makin kaburnya batas-batas negara baik dari segi investasi, operasi industri dan informasi yang mengarah pada internasionalisasi dan globalisasi. Globalisasi perekonomian mengakibatkan munculnya tantangan bagi perusahaan yang menuntut perusahaan untuk dapat lebih fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap situasi dan kondisi yang terjadi. Disisi lain, globalisasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang sehingga memiliki daya saing yang kuat. Untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan perlu membuat perencanaan yang tepat melalui aplikasi strategi yang memfokuskan pada lingkungan internal melalui pengembangan kapabilitas dan kompetensi perusahaan maupun eksternal perusahaan melalui pengembangan kemitraan strategik dengan pesaing maupun pemasok dan pengembangan hubungan yang baik dengan konsumen. Pilihan strategi yang tepat sangat menentukan daya saing dan sustainabilitas perusahaan. Pengembangan kapabilitas dan kompetensi internal perusahaan dilakukan dengan memfokuskan pada upaya menciptakan keunggulan bersaing baik melalui strategi core competence, kompetensi bidang fungsional, time based competition, inovasi produk da kapabilitas teknologi, maupun mengalikasikan praktik manajemen modern seperti total quality management TQM. Fokus pada lingkungan eksternal diantaranya adalah kompetitor dan konsumen juga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Pengembangan kerjasama bisa dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu upstream collaboration atau backward integration kerjasama dengan pemasok, downstream collaboration atau forward integration kerjasama dengan konsumen, dan lateral collaboration kerjasama dengan kompetitor. Kerjasama dengan pemasok maupun kompetitor bisa dilakukan melalui kerjasama dalam suatu rantai pasokan maupun kerjasama dalam suatu kemitraan bisnis berbasis koordinasi dengan kompetitor seperti yang ilakukan oleh Toyota dan Daihatsu dalam memproduksi mobil Xenia dan Avanza pada tahun 2004. Pelanggan potensial merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin kelangsungsan hidup perusahaan. Untuk itu diperlukan penciptaan kerjasama yang baik melalui pemmberian kualitas pelayanan yang baik, membangun hubungan yang baik dengan konsumen melalui customer relationship management CRM, dan menciptakan nilai pelanggan sehingga terwujud kepuasan dan loyalitas konsumen. Buku ini disusun untuk memberikan wawasan dan pemahaman akan pentingnya strategi bersaing bagi perusahaan dalam kondisi persaingan bisnis global saat ini. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan milik masyarakat domestik masih jauh tertinggal dibandingkan perusahaan-perusahaan asing seperti dibahas dalam studi empiris tentang keselarasan lingkungan bisnis, strategi manufaktur, dan adopsi teknologi pada perusahaan manufaktur di Indonesia pada buku “Berbagai isu strategik dalam era baru manufaktur” baik dalam hal penguasaan teknologi hingga prioritas kompetitif perisahaan yang masih cenderung berorientasi pada biaya rapid pace of technological developments played a key role in the previous industrial revolutions. However, the fourth industrial revolution Industry and its embedded technology diffusion progress is expected to grow exponentially in terms of technical change and socioeconomic impact. Therefore, coping with such transformation require a holistic approach that encompasses innovative and sustainable system solutions and not just technological ones. In this article, we propose a framework that can facilitate the interaction between technological and social innovation to continuously come up with proactive, and hence timely, sustainable strategies. These strategies can leverage economic rewards, enrich society at large, and protect the environment. The new forthcoming opportunities that will be generated through the next industrial wave are gigantic at all levels. However, the readiness for such revolutionary conversion require coupling the forces of technological innovation and social innovation under the sustainability Chain Managemet Teori dan Aplikasi, Alfabeta BandungL AnatanL EllitanAnatan, L. & Ellitan L. 2018. Suppy Chain Managemet Teori dan Aplikasi, Alfabeta Bandung, Edisi ke Mengenal Alibaba GrupFiki AriyantiAriyanti, Fiki 2018, 13 November dikutip 8 September 2019 dari Mengenal Alibaba Grup, Kerajaan Bisnis Milik Jack Ma dari China Page8Fintech In The Industrial Revolution Era KoeworoN MuljaniL EllitanKoeworo, Y., Muljani, N., & Ellitan, L. 2018. Fintech In The Industrial Revolution Era International Journal of Recearch Culture Society, Vol 3 Issue 9, p. 3-9.
menentukanpeningkatan bisnis ritel di Indonesia. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan peningkatan dan perkembangan bisnis ritel di Indonesia. Demi mencapai tujuan ini maka terlebih dahulu di kemukakan perkembangan makro 1 "Terimakasih kepada Universitas Bunda Mulia, Direktorat
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free STRATEGI BISNIS RETAIL DALAM MENGHADAPI TANTANGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI ERA DIGITAL OKTA AMELIA HERMAYANTI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA FEBRUARI 2023 TUJUAN Artikel ini ditulis bertujuan untuk memahami tentang bisnis retail dan sejarah perkembangan teknologi bisnis pada industri retail serta strategi bisnis yang digunakan dalam menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi bisnis di era digital. Sumber Pengertian Bisnis Retail Retail adalah istilah umum dalam ekonomi dan perdagangan. Istilah retail biasanya digunakan untuk retailer atau penjualan eceran. Retail adalah penjualan barang dalam jumlah kecil kepada konsumen akhir. Dengan kata lain, retail terkait atau melibatkan penjualan eceran barang. Secara sederhana, retail adalah ketika bisnis menjual produk atau layanan kepada konsumen untuk digunakan atau dikonsumsi sendiri. Dari segi bisnis, pengertian retailing adalah usaha memasarkan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen, baik dalam bentuk penjualan eceran maupun satuan, guna memenuhi kebutuhan pribadi dan rumah tangga. Oleh karena itu, barang yang mereka beli tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Sejarah Perkembangan Teknologi Bisnis Retail Perkembangan teknologi bisnis retail muncul pada abad ke-18, yang tidak lepas dari pengaruh pertemuan mesin uap James Watt. Pekerjaan yang berkaitan dengan penciptaan yang mulanya menggunakan tenaga manusia, kemudian mulai digantikan oleh tenaga mesin uap. Istilah Industri juga muncul di industri saat itu. Munculnya industri mesin uap industri membuat industri lebih fokus pada aktivitas penciptaan benda. Pasalnya, aktivitas yang sebelumnya hanya mengandalkan tenaga manusia untuk membuat benda mulai tergantikan oleh mesin uap yang membuatnya lebih mudah dan diproduksi secara massal. Juga pada era Industri ketika listrik digunakan untuk membuat produk, munculnya pesawat terbang, mobil, dan telepon. Kemudian berlanjut ke Industri dengan otomatisasi terintegrasi komputer di abad ke-20. Dari Industri inilah penemuan teknologi digital dan internet dimulai, termasuk munculnya mata uang digital. Selanjutnya, terdapat industri yang mulai memakai komputer pintar, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetik, dan neuroteknologi yang seluruhnya terbantu dengan teknologi Artificial IntelligenceAI. Tantangan Besar Yang Dihadapi Industri Retail Tantangan yang sedang berlangsung di industri retail telah memaksa para pebisnis melipatgandakan upaya mereka untuk bertahan hidup. Itu tidak berarti retail akan punah. Namun, perkembangan dunia digital dan berbagai kemudahan yang diberikannya perlahan menekan kelangsungan toko mereka. Berikut adalah tantangan yang dihadapi industri retail saat ini 1. Perubahan Tren Belanja Bisnis retail yang lebih mengandalkan brick-and-mortar store atau toko fisik kini mengalami tekanan yang semakin meningkat seiring perubahan tren belanja yang beralih ke dunia online. Pertumbuhan berkelanjutan dalam transaksi digital memudahkan konsumen untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus meninggalkan rumah. Dengan satu handphone dan satu kuota internet, konsumen dapat menemukan berbagai kebutuhan seperti sandang, pangan, dan perumahan. Tidak perlu jauh-jauh ke toko, menyita waktu, tenaga dan biaya transportasi. Selain kemudahan yang ditawarkan belanja online, produknya pun bervariasi dan harganya lebih bersaing. Tak heran jika perubahan tren belanja ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri retail. 2. Penurunan Konsumsi dalam Industri Retail Tantangan lain yang dihadapi industri retail adalah penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat yang turun tajam. Data tahun 2017 menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat turun sekitar 10-12%. Penurunan ini terus berlanjut hingga tahun 2019. Penurunan ini dapat terjadi karena sejumlah alasan. Pergeseran ke dunia online adalah salah satunya. Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah mempengaruhi harga jual komoditas, yang juga membuat banyak konsumen ragu. Faktor lainnya adalah suku bunga kredit yang semakin mahal dan turunnya harga komoditas untuk budidaya. Oleh karena itu, beberapa industri retail harus menghemat listrik, membatasi barang, dan memilih dengan hati-hati. 3. Mempertahankan Loyalitas Konsumen Pengusaha retail percaya bahwa menumbuhkan dan mempertahankan loyalitas konsumen di era digital lebih sulit dibandingkan era tradisional. Lagi-lagi karena kebutuhan hidup bertebaran di berbagai toko online atau e-commerce, jadi banyak ragamnya dan harga yang lebih murah. Konsumen saat ini memiliki banyak pilihan. Jadi, ketika satu toko tidak menawarkan apa yang diinginkan dan dengan harga tertentu, masih ada banyak pilihan lain. Selain itu, metode pemasaran yang sama di industri retail setiap tahunnya juga menjadi salah satu alasannya. Industri retail sering menarik konsumen dengan menawarkan promosi dan penawaran khusus. Dan ini telah dilakukan oleh toko online, bahkan jauh lebih baik. 4. Pemenuhan Keinginan Konsumen Yang dibutuhkan pengusaha sekarang adalah produk yang siap untuk perdagangan kontekstual. Ini adalah istilah untuk proses produksi dengan mengamati, memantau, dan mengumpulkan apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana mereka melakukannya secara digital. Hal ini diterapkan agar para pengusaha retail dapat menciptakan solusi cepat agar produk dapat ditawarkan dengan segera dan dalam skala yang lebih personal. Banyak merek global telah mengadopsi proses komunikasi pribadi dan pemahaman yang sangat rinci tentang perjalanan pelanggan. Mereka bahkan menciptakan pedagang digital untuk produk mereka. Perubahan ini merupakan tantangan yang harus dihadapi pengusaha ritel. Dimana penyesuaian harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 5. Kompetisi Harga dalam Industri Retail Persaingan harga yang terjadi saat ini sudah di luar batas kewajaran. Banyak pedagang menjual produk mereka dengan harga yang sangat rendah untuk mendapatkan keuntungan. Dan ini tidak hanya terjadi secara online, tetapi juga menyebar secara offline. Dan jika ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin yang lemah memangsa yang kuat. Siapa saja yang memiliki modal cukup besar dialah pemenangnya. Jika telah mencapai tingkat yang ekstrim, maka tidak ada lagi keuntungan yang didapat. Pendapatan dari konsumen cukup untuk menutupi biayal operasional saja. 6. Komunikasi Internal Pengecer masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan komunikasi internal. Dengan banyaknya departemen, komunikasi yang tidak efisien tentu menjadi kendala. Ritel juga merupakan industri dengan perputaran karyawan yang relatif tinggi. Kami membutuhkan pemimpin yang dapat meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi melalui pelatihan dan tunjangan. 7. Komunikasi Internal Tantangan dalam bisnis tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh internal perusahaan. Dengan banyaknya departemen yang terlibat, komunikasi yang tidak efektif menjadi batu sandungan yang nyata. Selain itu, retail merupakan industri kepegawaian yang cukup tinggi. Pada saat yang sama, pergantian karyawan bukan hanya soal biaya dan tenaga. Upaya peningkatan kinerja juga harus lebih besar. Dibutuhkan seorang manajer yang dapat meningkatkan partisipasi karyawan di perusahaan melalui pelatihan dan kesejahteraan agar para pekerja tetap bertahan di perusahaan. Strategi Bisnis Retail dalam Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi Bisnis 1. Mengikuti Permintaan Konsumen yang Berubah-ubah Preferensi konsumen akan berubah setiap saat, terkadang bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan. Retailer harus dapat menyesuaikan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selain musim dan tren, banyak faktor lain yang memengaruhi permintaan konsumen, seperti kondisi ekonomi, periklanan dan persaingan di sektor retail. Retailer harus selalu mempertimbangkan banyak faktor ini untuk memperkirakan permintaan secara akurat. 2. Mempertahankan Loyalitas Pelanggan Pengalaman pelanggan yang baik adalah pendorong utama loyalitas pelanggan terhadap brand. Retailer sering membuat kesalahan dengan membuang pelanggan lama dan percaya bahwa mereka dapat dengan mudah diganti dengan yang baru. Pola pikir ini dapat mempersulit bisnis untuk bertahan lama. Promosi dan penawaran khusus terus menjadi praktik terbaik bagi pebisnis retail untuk memberikan pengalaman pelanggan yang baik. Namun, kunci utamanya adalah kustomisasi. Untuk mempertahankan pelanggan, retailer perlu menghubungi mereka secara pribadi, misalnya dengan mengirimi mereka pesan teks dan email yang disesuaikan dengan preferensi mereka dan kebutuhan. 3. Mengelola Komunikasi Internal Perusahaan Bisnis retail cukup kompleks dan mengelola komunikasi internal bukanlah tugas yang mudah. Tantangan ini sangat sulit bagi perusahaan retail besar dengan banyak divisi. Komunikasi yang tidak efektif antar departemen dapat menghambat kelancaran toko retaill. Perusahaan retail harus memiliki sistem untuk mengefisienkan proses komunikasi internal. 4. Meningkatkan Kinerja Staf Retail merupakan salah satu industri dengan tingkat pergantian karyawan yang tinggi. Oleh karena itu, meningkatkan produktivitas karyawan merupakan salah satu tantangan terbesar dalam bisnis retail. Mengganti pekerja lama dengan yang baru membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Solusi untuk tantangan ini adalah meningkatkan keterlibatan karyawan dalam organisasi. Sebagai seorang manajer harus dapat memberikan contoh yang baik bagi karyawannya. Memberikan pelatihan secara berkala untuk mengasah keterampilan mereka. 5. Berpacu Pada Era Digital Perilaku konsumen berubah dengan sangat cepat. Saat ini, dengan semakin berkembangnya e-commerce, konsumen memiliki lebih banyak pilihan sebelum melakukan keputusan pembelian. Sementara kehadiran e-commerce berdampak pada perubahan perilaku konsumen, penelitian menunjukkan bahwa konsumen masih bersedia membeli sebagian besar produk di toko fisik. Mereka biasanya menggunakan internet untuk mencari informasi produk dan membandingkan harga, tetapi tetap membeli secara offline. Rupanya, pertumbuhan e-commerce tidak dilihat sebagai ancaman perdagangan, melainkan sebagai peluang. Retailer dapat menghubungkan aktivitas online dan offline. Tingkat penjualan retailer yang memiliki website lebih tinggi dibandingkan dengan retailer yang tidak memiliki website. Omnichannel marketing dapat membantu bisnis menjangkau pelanggan yang lebih luas. Memudahkan konsumen untuk mencari informasi dan memesan produk melalui e-commerce, serta mempromosikan produk di mesin pencarian dan media sosial. Teknologi Omnichannel untuk Mengoptimalkan Bisnis Retail Munculnya berbagai platform online telah menyebabkan perkembangan retail yang pesat. Untuk dapat beradaptasi dengan evolusi tersebut dan bertahan di tengah ketatnya persaingan, retailer harus mampu membangun strategi omnichannel agar bisnis online dan offline terintegrasi dan tidak terpisah. Retailer harus dapat menawarkan pengalaman belanja yang lancar dan bebas repot kepada konsumen. Berkat solusi omnichannel, retailer dapat mengelola titik penjualan tetap dan berbagai platform penjualan online. Hasilnya, jangkauan bisnis lebih besar, aliran pendapatan diperluas, dan pelanggan lebih bahagia. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh bisnis retail online dari teknologi omnichannel 1. Mengintegrasikan Berbagai Channel Berkat strategi omnichannel, sangat mungkin untuk mengintegrasikan channel penjualan yang berbeda. Ini memungkinkan penjual untuk mengelola dan memantau penjualan di berbagai platform dari satu channel. Ini memudahkan dalam melacak total penjualan, melacak inventaris, dan melakukan analitik. Penjual dapat menjalankan bisnis lebih mudah, lebih efisien dan produktif. 2. Data yang Lebih Komprehensif Dengan banyaknya platform penjualan, ini berarti ada banyak data yang dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk lebih memahami pelanggan. Semakin banyak informasi yang dikumpulkan, semakin mudah untuk memahami pelanggan, mulai dari demografi, perilaku, kebiasaan, dan preferensi mereka. Berkat teknologi omnichannel, penjual mendapatkan data yang lebih lengkap karena dapat mengakses dan membandingkan data antar platform penjualan. Selain itu, dapat menawarkan pengalaman yang lebih personal kepada pelanggan. Misalnya, data tersebut memungkinkan untuk memahami preferensi pelanggan sehingga dapat membuat rekomendasi berdasarkan preferensi mereka di masa mendatang. 3. Membuat Strategi untuk Audiens yang Spesifik Analisis sederhana atas data konsumen dan transaksi memudahkan untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk setiap khalayak. Misalnya, untuk pelanggan yang sering membeli satu jenis produk, bisa diberikan kupon diskon untuk produk yang lebih berkualitas dengan margin keuntungan yang lebih tinggi. Ini akan menunjukkan performa perusahaan yang bagus. 4. Meningkatkan Produktivitas Dengan solusi omnichannel, dapat mengelola bisnis dengan lebih efisien. Jika sebelumnya harus memantau dan mengelola transaksi di setiap platform penjualan secara terpisah, berkat teknologi omni-channel dapat mengelolanya dalam satu saluran sehingga meningkatkan efisiensi. Selain itu, dapat melayani konsumen dengan lebih efisien tanpa membuang waktu penjual maupun waktu pelanggan. 5. Mendorong Traffic dan Penjualan Dari sisi konsumen, teknologi omnichannel memudahkan konsumen untuk membeli barang dalam satu tempat yang nyaman. Konsumen memiliki berbagai pilihan dan kesempatan untuk mengakses dan membeli barang. Dari perspektif bisnis, teknologi omnichannel memudahkan untuk mengecek ketersediaan stok dan mengakses informasi tentang platform belanja dan produk yang dihargai konsumen. Dengan data yang up-to-date dan kemudahan penggunaan, tingkat penjualan bisa meningkat. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang berbelanja di beberapa saluran menghabiskan 15-30% lebih banyak daripada mereka yang berbelanja melalui satu platform atau multichannel. Selain itu, penelitian dari Google dan sejumlah lembaga penelitian lainnya menunjukkan bahwa 75% konsumen cenderung mengunjungi toko saat mereka menemukan informasi online di web. Berkat solusi omnichannel, tidak hanya dapat meningkatkan penjualan di platform online, tetapi juga meningkatkan jumlah pengunjung ke toko fisik, sehingga dapat meningkatkan keuntungan. 6. Memberikan Pengalaman yang Lebih Menyenangkan Bagi Konsumen Pada dasarnya, solusi omnichannel dibuat sebagai saluran penjualan yang berfokus pada pengalaman konsumen. Dengan kata lain, teknologi omnichannel dirancang untuk membantu menghadirkan pengalaman pelanggan terbaik. Konsumen saat ini memiliki ekspektasi yang tinggi dalam hal berbelanja. Mereka ingin dapat menemukan produk yang ingin mereka beli melalui saluran belanja favorit mereka. Dengan omnichannel, konsumen dapat mulai membeli barang melalui satu platform dan membayar di platform lainnya. Alasannya, perusahaan retail perlu membuat beberapa saluran distribusi, menyatukan pengalaman belanja konsumen, mengintegrasikan kehadiran online dan offline, sambil memberikan pengalaman yang dipersonalisasi kepada konsumen. Artinya jika berjualan di jejaring sosial, situs penjualan online dan marketplace atau toko fisik, harus bisa mengintegrasikan sistem dan data ini secara keseluruhan. Untuk memfasilitasinya, dapat memanfaatkan teknologi yang menawarkan solusi omnichannel seperti ICUBE dan SWIFT, yang memungkinkan untuk mengelola semua saluran penjualan dalam satu ekosistem. Hasil bisnis dan hubungan pelanggan dapat dioptimalkan sesuai dengan itu. Pentingnya Implementasi Customer Experience Menghadapi perkembangan teknologi saat ini dan digitalisasi Industri peran Customer Experience CX dalam perusahaan menjadi sangat penting. Ini semua karena perubahan perilaku konsumen dan paradigma produk sentris yang lebih mengutamakan kepuasan pelanggan. Menerapkan pengalaman pelanggan di Industri menjanjikan untuk terhubung dengan konsumen dan membawa nilai positif bagi pengembangan bisnis yang berkelanjutan. Bahkan, perusahaan-perusahaan terkemuka di era Industri memahami bahwa mempertahankan customer membutuhkan customer experience CX yang konsisten dan menginspirasi. Alasannya karena "Pelanggan adalah Prioritas Utama". Cara membangun implementasi Customer Experience CX yang baik 1. Menentukan Experience Langkah pertama adalah mengidentifikasi pengalaman yang ingin dibuat. Pengalaman tersebut tentunya harus diselaraskan dengan konsep bisnis yang dijalankan. Meskipun setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, mereka seringkali memiliki ekspektasi yang sama saat menggunakan suatu produk. Misal produk yang dijual adalah es krim, dan pengalaman yang tercipta pelanggan menyukai rasa dingin es krim, tetapi harus menggunakan susu murni yang tetap sehat. Selain itu, akan lebih menyenangkan jika ada pilihan rasa, seperti es krim buah. Ini akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pelanggan yang mengkonsumsinya. 2. Melakukan Inovasi Penting untuk menjadi inovatif. Inovasi adalah sumber peningkatan layanan untuk melengkapi produk/layanan yang sudah ada. Memberikan umpan balik atau saran kepada pelanggan tentang ide-ide terbaru dalam pengembangan inovasi. Contohnya jika kita memiliki usaha kue ulang tahun, kita bisa berinovasi dengan membuat kue sesuai dengan keinginan pelanggan yang berulang tahun, seperti kue ulang tahun yang didesain dengan bentuk doraemon, superhero, atau karakter kartun disney lainnya sesuai keinginan pelanggan. Dengan melakukan hal ini dapat membuat banyak permintaan untuk membeli kue, selain pelanggan puas dengan hasilnya, ia menjadi pemasar produk yang mandiri. 3. Tawarkan layanan terbaik Ikuti konsep penerapan CX untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan Anda dan membuat mereka sangat puas dengan penggunaan produk yang dijual Bisnis juga dapat membuat pemasaran satu-ke-satu sebagai bagian dari penerapan pengalaman pelanggan untuk suatu produk jika mereka mau. 4. Melakukan interaksi pelanggan Interaksi pelanggan adalah tentang menentukan seberapa puas pelanggandengan produk/layanan kita Melakukan interaksi yang efektif seperti berkomunikasi dengan pelanggan menggunakan media sosial dan email marketing. Interaksi yang terjadi pasti akan memperkuat hubungan dan memberi mereka pengalaman yang menyenangkan. Tujuannya adalah mempertahankan mereka untuk membeli dan menggunakan produk atau merek. 5. Melakukan penilaian Ini adalah langkah terakhir untuk implementasi pengalaman pelanggan yang lancar dan sukses Kinerja penilaian ini harus menilai efek dari pengalaman pelanggan yang ditetapkan sehingga hasilnya sesuai dengan harapan atau tujuan yang ditetapkan. Jika tidak, cari tahu apa yang perlu diperbaiki Kata kunci untuk memastikan kepuasan pelanggan adalah terus berinovasi, karena selalu inovatif menciptakan pengalaman pelanggan yang sukses untuk bisnis Kesimpulan dan Saran Dengan berkembangnya teknologi digital, industri retail juga terkena dampak perubahan, terutama dalam hal teknologi. Saat ini bisnis retail dapat memanfaatkan teknologi digital berupa aplikasi atau software untuk menganalisis trafik dan karakteristik pelanggan. Menggunakan software retail dapat memberikan informasi yang berguna bagi UKM Indonesia dan pebisnis retail besar untuk mengembangkan bisnis mereka melalui platform analitik, yang mencakup analisis jumlah pelanggan, kebiasaan pelanggan, berapa lama waktu yang dihabiskan pelanggan untuk mencari pembelian, menganalisis lalu lintas pembeli potensial selama waktu tertentu. Software retail memiliki fitur dan aplikasi lengkap yang memungkinkan analisis terperinci. Laporan analitik yang dihasilkan oleh software retail telah meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan industri retail. Retailer di seluruh dunia memahami betapa menguntungkannya mendapatkan wawasan tentang pelanggan dan kebiasaan belanja mereka. Dengan menggunakan software, para retailer memiliki peluang untuk terus mengembangkan bisnisnya dan membedakan diri dari pesaingnya. Software retail juga berkembang dengan kemajuan teknologi. Dengan menggunakan barcode scanner, QR code, paperless invoice, CRM, mereka akan menganalisa data, trend dan tentunya ini akan membuat kinerja operasional menjadi lebih efektif dan efisien. Dan menghasilkan proses end-to-end yang didukung dengan integrasi sistem inventori, gudang, keuangan dan akuntansi, sehingga memudahkan pengusaha retail dalam mengambil keputusan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abdulla Obaid. Fam, Soo-Fen. Chuan, Zun Liang. Wahjono, Sentot Imam. Nusa, Najwa Mohd. Hussein, Saleh Ali. 2022. Integration of TQM practices and ERP to enhance innovation culture and innovative work behavior A proposed framework. Journal of Positive School Psychology. Vol. 6, No. 3, 4668-4676. Danarti, Tri. Wahjono, Sentot Imam. Salbiyah, Siti. 2021. Theory of Planned Behavior terhadap Kinerja Mahasiswa dengan Mind Mapping sebagai mediasi. Balance Economic, Business, Management and Accounting Journal. Vol. 18, Januari 2021, Fam, Soo-Fen Fam. Zun-Liang Chuan. Wahjono, Sentot Imam Wahjono. Nur Dalila Zaini. 2022. Fuzzy Analytical Hierarchy Process F-AHP Method in Evaluating E-Wallet Payment System in Malaysia. Mathematical Statistian Engineering Aplication. Vol 71 No 3. 742-749. Fidiana. Kautsar, Irwan Alnarus. Maika, M Ruslianor. 2021. Ekonomi Digital. Penerbit UMSIDA Press Nugroho, Lucky. 2021 Perkembangan Finansial Teknologi di Indonesia. Banda Aceh Penerbit FEB IAIN Lhokseumawe. Marina, Anna. Warsidi. Wahjono, Sentot Imam. Balafif, Sabri. Kurniawati, Tri. 2021. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Rumah Sakit Islam di Jawa Timur memilih Software Aplikasi “Si Aisyah” PLJSIAS UMSurabaya. Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan, dan Akuntansi. Vol. 13 Issue 2. Pp 178-191 Marina, Anna & Wahjono, Sentot Imam. 2017. Business Ethics for Business Sustainability in Muhammadiyah Hospital Evidence from Ponorogo, Indonesia. Journal of Indonesian Economy and Business. Vol 32 No. 3 pp178-189. DOI Marina, Anna & Wahjono, Sentot Imam. 2017. Business Ethics for Business Sustainability in Muhammadiyah Hospital Evidence from Ponorogo, Indonesia. Journal of Indonesian Economy and Business. Vol 32 No. 3 September pp178-189. DOI Link jieb/article/view/17146 Marina, Anna. Wahjono, Sentot Imam. Fahmi, Ezif M. 2014. Tantangan dan Peluang pembentukan bank BUMN Syariah dalam menyambut Asean Economic Community 2015. Jurnal Balance. Universitas Muhammadiyah Surabaya. Vol. 11, No. 02. pp. 83-91. Link balance/article/view/630/454 Ningrum, Anis Rahmawati. Wahjono, Sentot Imam. Wardhana, Andi. Choidah, Noer. 2021. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Siantar Top, Tbk di Sidoarjo. Isoquant Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. DOI PDF Pakkanna, Mukhaer. Rasulong, Ismail. Akhmad. Wahjono, Sentot Imam. 2020. Microfinance Institutions and Women Empowerement Evidence In The Rural Areas of Tangerang, Indonesia. International Journal of Scientific & Technology Research IJSTR ISSN 2277- 8616, Volume-9 Issue-02. pp. 3994-3999. Rayyani, Wa Ode; Ahmad Abbas, Ahmad; Ayaz; Mohammad; Indrawahyuni; Wahjono, Sentot Imam. 2022. The Magnitude of Market Power between SCBs and SBUs the Root Cause of Stagnancy of the Growth in Islamic Banking Industry and Spin-off Policy as its Solution. IKONOMIKA Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 71. 97 – 120. Rahayu, Titis, Aufi Nur Masita, Sentot Imam Wahjono, dan Syamsul Hidayat. 2017. Pengendalian Manajemen sebagai Alat Penilaian Kinerja di Unit Pembiayaan Mikro di Surabaya. Jurnal Balance Vol. XIV No. 1 pp. 87-102. Saleh, Hasan. Wahjono, Sentot Imam. Ismail, Albert Feisal. Aman Othman. Muthu, Kaliamah Marie. 2015. Work-Life Balance WLB Relationship with Employee Satisfaction An Evidence from Malaysia Higher Education Institution. International Journal of Science Commerce and Humanities, Vol. 3 No. 2, pp 50-60. Turban, E., et al., “Information Technology for Management – Making Connections for Strategic Advantage”, edisi kedua, John Wiley & Sons. Inc., 1999. Wahjono, Sentot Imam, Soo-Fen Fam, Mukhaer Pakkanna, Ismail Rasulong, Anna Marina. 2021. Promoting Creators Intentions Measuring of Crowdfunding Performance. International Journal of Business and Society. Vol. 22 No. 3. Pp. 1084-1101. Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Soo Fen, Fam. Hasan, Asriani. 2020. Equity-Based Crowdfunding Project Affect on Social Capital. Advances in Business Research International Journal ABRIJ. 61. 5058. ISSN 2462-1838. Publisher Universiti Teknologi MARA, Malaysia. Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rasulong, Ismail. Soo Fen, Fam. 2020. Leave management information system using Inside DPS software for efficiency of human resources management. Kinetik Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control. Vol. 5, Publisher Universitas Muhammadiyah Malang. Wahjono, Sentot Imam. Anna Marina, Tri Kurniawati. 2020. Crowdfunding untuk Danai UKM Fam, Soo-Fen. Soo, Jia Hui. Wahjono, Sentot Imam. 2017. Online Job Search Among Millennial Student in Malaysia. Jurnal Dinamika Manajemen JDM. 81. 1-10. DOI artikel_nju/jdm/10406dan Bisnis Start-Up. Banda Aceh Unsyiah Press. Wahjono, Sentot Imam. Anna Marina, 2016 Crowdfunding, Penerbit Lambert Publisher, Germany. Wahjono, Marina, A., Bachok, & Mochklas, M. 2017. The Importance of MPIS on RK for further ITS implementation in Malaysia. International Journal of Advanced and Applied Sciences IJAAS, Volume 4, Issue 9, pp. 53 – 60. Wahjono, Sentot Imam. 2017. Crowdfunding and a better world. The World Financial Review. EBR Media Ltd. Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Widayat. 2016. Critical Analysis of Crowdfunding to Finance SMEs in Muslim Countries. Jurnal Balance Vol. XIII No. 2 pp. 1-13. Wahjono, Marina, A., Perumal, S. D. A/P., & Wardhana, A. 2016. The Impact of Performance Appraisal on Job Satisfaction with Quality of Supervisor-Employee as a Moderating variable at State Owned Company. International Journal of Advanced Scientific Research & Development IJASRD, 03 04/III, pp. 224 – 237. Wahjono, Marina, Oceano, PM. Fen, Soo Fam. 2018. Readiness of Crowdfunding to Finance Small and Medium-Sized Enterprises in ASEAN. The Social Sciences, Volume 13, Issue 3, pp. 657 – 663. ISSN 1818-5800 print, 1993-6125 online. DOI URL doi= Wahjono, Marina, A., Bachok, & Mochklas, M. 2017. The Importance of MPIS on RK for further ITS implementation in Malaysia. International Journal of Advanced and Applied Sciences IJAAS, Volume 4, Issue 9, pp. 53 – 60. E-ISSN 2313-3724; DOI ISI/WOS. 9/07% Wahjono, Sentot Imam. 2017. Crowdfunding and a better world. The World Financial Review. EBR Media Ltd. Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Widayat. 2016. Critical Analysis of Crowdfunding to Finance SMEs in Muslim Countries. Jurnal Balance Vol. XIII No. 2 pp. 1-13. Link view/1471/1201 Wahjono, Sentot Imam, Fikry, M., Marina, Anna and Anggraeni. 2015. Innovative Funding Solution for Special Projects Crowdfunding. Journal of Economics, Business and Accounting – Ventura. Vol 18, No 2. Pp 65-74. DOI Link php/jebav/article/view/383 Wahjono, Sentot Imam. Wahjoedi. Idrus, Syafei. Nirbito, JG. 2014. Succession Planning as an Economic Education to Improve Family Business Performance in East Java Province of Indonesia. Journal of Asian Scientific Research, Vol. 4 No. 11, pp 649-663. e-ISSN 22231331, p-ISSN 2226-5724. DOI ResearchGate has not been able to resolve any citations for this is an activity to collect small amounts of funds from a large audience via the internet without involving a financing intermediary. This study aims to determine the effect of fundraising, product testing, relationship reliability, and awareness-raising on the performance of the crowdfunding platform as an alternative source of business or business funding. This research was conducted using a quantitative approach, where Google forms were distributed to 267 project proponents, owners, or administrators in ASEAN countries as a sample and 197 sets of questionnaires were returned with complete answers and further analyzed. The data analysis used includes descriptive analysis, Pearson correlation, and multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that all independent variables, namely the creator's intention in the form of fundraising, product testing, relationship reliability, and awareness-raising, have a positive and significant influence on the performance of the crowdfunding platform. This has practical implications that the creator's intention must be a concern for project proponents and fund owners who invest or distribute their funds in addition to paying attention to the business proposal and the reliability of the crowdfunding platform study aims to determine the interest of Islamic hospitals in East Java in choosing the sharia sofware application “SI AISAH” from the Sharia Accounting Information System Service Centre PLJSIAS University of Muhammadiyah Surabaya. This research is a quantitative research using Statistical Package for the Social Sciences Software IBM SPSS version 23. The variables used ini this study are Sharia, User Safety, Prices, and User Friendly. The population in this study were the leader and employees of Islamic hospital in East Java who were involved with the use of this sofware. Sampling using random sampling tehnique, with a total sample of 105 respondents. The results of the analysis show that the factors that influence the decision of Islamic hospitals in East Java to choose the “SI AISAH” software applicatin from PLJSIAS UMSurabaya are Sharia X1, User Safety X2, Prices X3, and User Friendly X4. These four factors influence the decision of Islamic hospitals in East Java in choosing the “SI AISAH” software application only 69,9%, while the remaining 30,1% in influenced by other factor, and the most significants factor is the sharia factor X1.Tri Danarti Sentot Imam WahjonoSiti SalbiyahThis study aims to determine the positive and significant effect of Theory of Planned Behavior on Student Performance directly and the effect of Theory of Planned Behavior on Student Performance through Mind Mapping Mediation. This study uses a descriptive quantitative approach, with a population of two hundred and thirty-six students from Bureau data. Academic, University of Muhammadiyah Surabaya, Faculty of Economics and Business who have passed the introductory business course with Mind Mapping mediation and the samples taken are one hundred forty-two students. The results of this study are that there is a positive and significant influence of Theory of Planned Behavior on the performance of students of the Faculty of Economics and Business, Muhammaiyah University Surabaya through Mind Mapping mediation. Keywords Theory of Planned Behavior; Mind Mapping; Introduction to BusinessABSTRAK Bahasa IndonesiaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan dari Theory of Planned Behavior terhadap Kinerja mahasiswa secara langsung dan pengaruh Theory of Planned Behavior terhadap Kinerja mahasiswa melalui Mediasi Mind Mapping. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan populasi dua ratus tiga puluh enam mahasiswa dari data Biro Akademisi Universitas Muhammadiyah Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah lulus mata kuliah pengantar bisnis dengan mediasi Mind Mapping dan sampel yang diambil sebanyak seratus empat puluh dua mahasiswa. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Theory of Planned Behavior terhadap Kinerja Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surabaya melalui mediasi Mind Mapping. Kata Kunci Theory of Planned Behavior; Mind Mapping; Pengantar BisnisThe purpose of this research is to study the management information system and the benefits of InsideDPS software. The study was designed with an embeded mixed method, namely quantitative-qualitative-quantitative. The questionnaire as a quantitative tool was built based on previous research MSQ, distributed to 250 employees and 198 sets of analyzed multiple linear regression. The questionnaire was distributed 2 times, before and after qualitative research. Interviews, observation and document collection were held with informants for HR managers, IT managers, and selected employees. This study found evidence that MIS InsideDPS software can support HRD performance improvement which is also supported by increased employee satisfaction. The technical implication of the findings of this study is the need for a wider web-based MIS application in the companyThe aim of this research is to determine the social capital that can affect the success rate of the equity-based crowdfunding project and which is the most influential factor towards the success rate of an equity-based crowdfunding project. Hence, the researcher uses the descriptive to design quantitative questionnaires. It consists of the social network, obligation and shared meaning. Thus, three independent variables will be proceeding by distributing questionnaire online. The researcher will use Google Form as one of the tools to distribute a questionnaire and collect back 267 respondents from online. After collect data, only 167 respondents involved in this research. Pearson's correlation and multiple regression use to test the relationship and significant effect between the independent variable and dependent variable. Through the statistic of SPSS, it was found the research objective was achieved when the hypothesis of three-factor for the successfulness of equity-based crowdfunding is optimization of women-based MFIs is important, especially for those which are established and developed in rural communities. Empowerment policy is not solely based on finance and charity. The government is to be urged to encourage simultaneous empowerment. This study aims to illustrate the differences in women empowerment process enabling, empowering, and advocation provisioned by MFIs Women Cooperatives for their female members in the rural coastal/fishery, industrial/residential and agricultural areas. Research using the hybrid method, between quantitative-descriptive and qualitative, was used. Two approaches were used. Welfarism approach was utilized to measure the ability of MFIs in providing the needs of their poorest members, while institutionalism approaches were useful to measure the success rate indicated by the MFI's sustainability. The result showed that the women empowerment process from MFIs to their members in respective areas was implemented strictly. However, each area had its uniqueness and specialty in the empowerment process. That diversity was influenced by social, cultural, demographic and geographic purpose of this study is to discuss the readiness of crowdfunding to finance SME in ASEAN. Crowdfunding is a financing alternative for internet-based businesses. This study analyzes the current condition of the five ASEAN countries, namely Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand and Vietnam. The analysis was conducted in two aspects of readiness crowdfunding as SME financing in terms of entrepreneurial culture and networked readiness. Analysis of an entrepreneurial culture based on the global report issued by the Global Entrepreneurship Monitor 2016 when an analysis of networked readiness is based on The Global Information Technology Report 2015 issued by the World Economic Forum. The preliminary findings of this study indicate that crowdfunding can be implemented successfully nevertheless not ready to use crowdfunding as an alternative business financing, especially for study is to identify the relationship between work-life balance and employees' satisfaction at one of the Malaysia Higher Education Institutions HEIs. The work-life balance elements or the independent variables consists of flexible working schedule, pay for time not worked, security and health benefits, family-friendly policies and employee wellness program. Firstly, researcher will identify whether work life balance elements partially in relation with employee satisfaction. Second, the study will identify whether work life balance in simultaneously in relation with employee satisfaction. Thirdly, the scope is to recognize either family-friendly policy in relation with work life balance and employee satisfaction. Based from the findings, all the elements are significantly in relation with employee satisfaction and employee wellness program act as the dominant factor that contribute to work life balance and employee satisfaction. Finally, researcher suggests ways to use work life balance in the organization to enhance employee's aim of this paper is to examine the influence of crowd funding knowledge, application , platform, and project initiator toward successful crowd funding. This study conducted by quantitative approach, data have been collected with web-based questionnaires via direct message and e-mail to 200 successful crowd funding project initiators as a sample and as much 152 sets questionnaire returned by a complete answer and should be analyzed further. Deployment and data collection take 3 month from October to December 2013. This study found evidence that crowd funding knowledge, crowd funding application, crowd funding platform, and project initiator has positive and significant relationship toward the success of crowd funding. The implication from this research is crowd funding can be a source of capital to finance the projects, not just rely on traditional sources of financing just like banking and capital markets. Crowd funding can be innovative funding solution. A B S T R A K Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh pengetahuan, aplikasi, platform, dan proyek inisiator crowd funding terhadap keberhasilan crowd funding. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan dengan kuesioner berba-sis web melalui pesan langsung dan e-mail ke 200 pada inisiator proyek crowd funding yang sukses sebagai sampel dan sebanyak 152 kuesioner dikem-balikan dengan jawaban yang lengkap dan selanjutnya dianalisis. Penyebaran dan pengumpulan data dalam waktu 3 bulan mulai Oktober hingga Desember 2013. Ha-silnya menunjukkan bahwa pengetahuan dan aplikasi dan inisiator proyek crowd funding, memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan crowd funding. Implikasi dari penelitian ini adalah crowd funding bisa menjadi sumber modal untuk membiayai proyek-proyek, bukan hanya mengandalkan sumber tradi-sional pembiayaan seperti perbankan dan pasar modal. Crowd funding dapat menjadi solusi pendanaan aim of this paper is to determine the role of succession planning as part of economic education in improving family business performance. Research carried out by using qualitative approach with in-depth interview and outside observation as a technique. The data source is owner of 3 family businesses 6 peoples as key informants and 6 experts as expertise informants. The data were processed using content analysis. The finding of this research is business start-up from own money and saving and from human capital on entrepreneurship that learn from family; succession planning are necessary but not easy; succession planning conduct after family business growth bigger; succession planning can improve family business performance; economic education in family can make succession planning in family business smoothly. The implication of these finding is need for economic education implemented in the family business, besides the necessary expansion of economic education in society, school and formal level with more focus to the family business.
. v9yvfbj853.pages.dev/6v9yvfbj853.pages.dev/156v9yvfbj853.pages.dev/106v9yvfbj853.pages.dev/62v9yvfbj853.pages.dev/80v9yvfbj853.pages.dev/264v9yvfbj853.pages.dev/70v9yvfbj853.pages.dev/224v9yvfbj853.pages.dev/220
jelaskan pengaruh perkembangan teknologi terhadap bisnis ritel